TEKNIK SADAPAN PINUS

Oleh :  MUHARNI, SP

PK CDK Wil. Pacitan 





PENDAHULUAN


Dengan semakin menipisnya hasil hutan utama berupa kayu maka perlu dicarikan alternatif lain yang bisa dimanfaatkan dari hutan. Salah satu usaha tersebut adalah pengembangan usaha kehutanan non kayu berupa Penydapan Getah Pinus. 

Getah Pinus merupakan bahan baku pembuatan terpentin dan lilin yang digunakan di berbagai industri seperti pembuatan cat, industri batik, dan industri kosmetik dan lainnya.

Pohon Pinus mulai produktif  bisa disadap rata–rata umur  8  tahun 

Dengan penyadapan pinus kelestarian hutan akan lebih terjaga vegetasinya karena umur tanaman pinus bisa disadap sampai puluhan tahun, sepanjang pinus masih hidup akan tetap produktif menghasilkan getah. 

Teknik penyadapan tidaklah sulit, tetapi perlu diperhatikan petunjuk yang benar. Dengan teknik penyadapan yang benar akan didapatkan getah secara maksimal dan melimpah.


PERSIAPAN ALAT SADAP


  1. 1. pembersih kulit (bark shaver) : parang atau sejenisnya.
  2. 2. mal sadap (blaze frame) : dapat dibuat dari bahan seng atau kertas karton
  3. 3. alat memberi tanda sadapan (marketing gauge) : dapat digunakan spidol permanen/anti luntur atau cat.
  4. 4. Pisau sadap / pethel sadap
  5. 5. talang sadap (lip) : terbuat dari seng
  6. 6. mangkok penampung getah (pats) : mangkok plasik atau tempurung kelapa.
  7. 7. pengeruk getah : sendok plastik atau terbuat dari kayu
  8. 8. alat penunjang lain : palu, paku, kantong plastik, alat semprot (sprayer),       ember plastik, kikir, batu asah, dll. 







Alat pengaman pekerja  : Sepatu lapangan (boots), peelindung kepala (helm),    masker hidung dan sarung tangan plastik pada saat pembuatan campuran bahan kimia

BEBERAPA METODE  SADAP


  • A. Kowakan


GB.1. SISTEM KOWAKAN 


Penyadapan dengan luka sadapan sistem kowakan (quarre) merupakan cara tradisional yang kini sudah banyak ditinggalkan dan jarang dilakukan oleh masyarakat. Kowakan pertama dibuat dari bawah setinggi ± 15 cm dari permukaan tanah dengan ukuran tinggi 15 cm, lebar maksimum 6,5 cm dan kedalaman luka sadap ± 2 cm. Kowakan dibuat dengan alat patel khusus. Hasil sadapan bisanya ditampung dengan tempurung kelapa.

Intensitas pemungutan getah berkisar antara 3-4 hari dan pembaharuan kowakan dilakukan dengan penambahan tinggi kowakan 4 - 5 cm. Secara skematis bentuk luka sadap sistem kowakan seperti terlihat pada gambar diatas


  • B. Sistem Portugis


Sistem Portugis merupakan cara baru dari teknik penyadapan. Bentuk luka sadapan yang ditimbulkan mirip kowakan, perbedaannya adalah bahwa sadapan portugis tidak sampai merusak bagian kayu karena kedalamannya hanya sampai batas kambium. Pembuatan luka dsadapan dilakukan dengan cara membuang kulit pohon dengan ukuran tinggi ± 15 cm dan lebar 10 cm. Intensitas pembaharuan luka selama  ± 1 minggu yang dilakukan dengan menambah tinggi pelukaan sebesar 1,5 cm. Oleh karena kedalaman sadapan tidak sampai melukai kayu, maka penyemprotan stimulandiperlukan setelah pelukaan selesai dilakukan. Secara skematis bentuk luka sadap sistem portugis ini terlihat pada gambar berikut :



GB. 2. SISTEM  PORTUGIS



C. Sistem Riil


Dibandingkan dengan kedua sistem penyadapan tersebut sebelumnya, sistem riil dinilai lebih baik, karena dapat meningkatkan produksi getah tanpa banyak merusak batang kayu pinus.

Pembuatan luka sadapan pertama setinggi ± 15 cm dari permukaan tanah, dilakukan dengan ukuran panjang saluran berkisar antara 15-20 cm lebar saluran ±  0,5 cm Intensitas pembaharuan luka dilakukan selama 5-7 hari dengan pola pembaharuan yang sama dengan awal sadapan tetapi dengan jarak sadap ± 1 cm.

Secara skematis bentuk luka sadap sistem riil ini terlihat pada gambar berikut:



GB. 3. SISTEM  RIIL


PENGGUNAAN STIMULAN 


Guna meningkatkan produktifitas getah digunakan stimulan perangsang keluarnya getah.Stimulan yang biasa dipakai adalah  cairan asam  sulfat  (CAS) dengan konsentrasi 30 % , yang dibuat dari cairan asam sulfat (CAS) H2SO4 pekat dan air suling (aquades). Cara penggunaannya disemprotkan pada luka sadap/ takik pada pohon pinus. 



PENGUMPULAN GETAH 


Pengumpulan getah pinus dilakukan setelah wadah penampung penuh, biasanya dilakukan setelah 3 atau 4 kali pembaruan, atau setiap 15 hari sekali tergantung kondisi tanaman.








Semoga sajian singkat ini bermanfaat bagi pembaca , semoga hutan kita tetap terjaga....!


Salam   Lestari ..... !!!

Comments

Popular posts from this blog