Pesemaian Pinus

Oleh : MUHARNI, SP

PK CDK Pacitan 

 

 

Di Indonesia, pohon pinus disebut juga pohon tusam. Pohon ini berasal dari famili yang sama dengan pohon fir dan pohon spruce, yaitu famili Pinaceaedengan genus pinus.

Pinus atau tusam cocok tumbuh di daerah dataran tinggi. Tusam memiliki karakteristik batang yang retak-retak dan daun yang menyatu membentuk kumpulan jarum panjang. Daun pinus yang tumbuh berada pada dahan atau ranting pada batang bagian tengah

 

Taksonomi

Kriteria

Keterangan

Kingdom

Plantae

Subkingdom

Tracheobionta

Divisi

Spermatophyta

Sub Divisi

Gmnospermae

Ordo

Conifer

Famili

Pinaceae

Genus

Pinus

Spesies

Pinus merkusii Jungh. et de Vriese

 

 

Pinus mampu tumbuh diberbagai ketinggian, akan tetapi tempat terbaik untuk perkembangannya berada di ketinggian 400 hinga 2000 mdpl. Pohon pinus yang ditanam di ketinggian kurang dari 400 mdpl akan tumbuh tidak optimal karena suhu udara terlalu tinggi. Sedangkan jika ditanam di ketinggian lebih dari 2000 mdpl juga tidak optimal karena proses fotosintesis akan terhambat.

Curah hujan yang dibutuhkan pinus berkisar 1200 hingga 3000 mm per tahun dengan jumlah bulan kering 0 sampai 3 bulan. Tanaman pinus di pulau Jawa umumnya tumbuh di kawasan dengan ketinggian lebih dari 300 mdpl dengan curah hujan 4000 mm per tahun.


BUNGA DAN BUAH PINUS 

Pohon pinus menghasilkan bunga dan buah sepanjang tahun, terutama pada bulan Juli hingga November. Bunga pinus jantan menyerupai bulir bertumpuk pada pangkal tunas muda, sedangkan bunga betina berkumpul pada ujung tunas muda dengan jumlah sedikit.

Penyemaian Biji  Pinus

a. Persiapan benih 

Benih pinus berasal dari biji pinus yang benar-benar sudah tua. Benih dipilih dari tanaman pinus yang mempunyai pertumbuhan bagus dan mempunyai keunggulan lain dari jenis yang sesuai di wilayah. Ada cara untuk mendapatkan benih yang baik sebagai berikut : 

  1. Pilihlah biji pinus yang telah matang, ditandai benih berwarna coklat atau keunguan.
  2. Pemetikan buah dilakukan sebelum buah mekar, dan dikumpulkan Pilih biji pinus betina yang berukuran lebih besar karena mengandung benih pinus selanjutnya dijemur dengan alas plastic atau lainnya agar biji yang keluar saat buah mekar tidak bececeran atau dimakan semut atau hewan lainnya,
  3. Selanjutnya biji dijemur 1-2 hari agar kering. 
  4. Atau kita dapat kita dapat mengumpulkan biji pinus yang berjatuhan dari pohon pinus dewasa..
  5. Cara pengambilan benih pada biji dilakukan dengan cara meletakkan biji di tempat yang terpapar sinar matahari, agar biji menjadi kering dan terbuka sehingga benih dapat diambil.
  



b. Persiapan bedeng tabur 

Bedeng tabur dibuat berupa kotak kayu berukuran 75x 100 cm dengan tebal 10 cm , yang diisi media tanah gembur yang dihaluskan yang diambil dari pangkal batang tanaman pinus dewasa, tanah disekitar perakaran pinus mengandung mikrobia tanah Mikoriza yang dibutuhkan perakaran pinus untuk pertumbuhan. Tanah dihaluskan atau diayak, diisi setebal 7 cm.

 



c.  Penyemaian Benih

1.    Benih yang diperoleh kemudian kemudian direndam air selama 24 hingga 48 jam. Air rendaman harus diganti setiap 12 jam sekali

2.    Setelah 48 jam, biji yang tenggelam merupakan biji yang dapat digunakan sebagai benih

3.    Tabur merata diatas bedeng tabur, selanjutnya ditutup tanah halus sampai biji tertutup setebal 0,5 cm, dan taburi kulit pinus yang dihaluskan diatasnya untuk menjaga kelembaban,

4.    Selanjutnya disiram dengan gembor halus, tempatkan pada rak bernaungan usahakan sinar pagi dapat masuk menyinari permukaan bedeng tabur. 

5.    Taruh bedeng tabur pada rak , jauhkan dari semut dan ayam atau binatang lainnya. 

6.    Jaga kelembaban media lakukan penyiraman setiap pagi atau sore hari, 

7.    Setelah 30-60 hari benih sudah tumbuh cukup kuat, dan keluar daun jarum siap dipindah ke bedeng sapih ( polybag)

 




  


d. Penyapihan  Bibit

1.    Siapkan polybag dengan media tanah halus dan pupuk organic / kompos dengan perbandingan 4 : 1 , 4 bagian tanah halus 1 bagian kompos halus, , kemudian dimasukkan polybag dengan ukuran 10 x 12 

2.    Polybag ditata pada bedeng dengan ukuran 5 x 1 meter membujur arah utara selatan , beri naungan paranet 60%, 

3.    Siram polybag sampai basah, usahakan seluruh isi polybag basah/ lembab tapi jangan terlalu becek, 

4.    Cabut bibit dari bedeng tabur menggunakan solet , secara hati-hati agar perakaran tidak banyak yang putus, 

5.    Tanam pada polybag , jaga agar perakaran tidak tertekuk dan tutup perakaran dengan tanah dengan cara sedikit menekan pada pangkal tanaman yang dipindahkan, dan siram denga air sempai basah.

6.    Pemindahan sebaiknya dilakukan sore hari setelah jam 3 sore, 


  







e. Pemeliharaan   Pesemaian 

1.    Pemeliharaan bedeng Tabur

a.    Penyiraman dilakukan setiap hari atau melihat situasi kondisi cuaca bila hujan tak perlu disiram, usahakan media tidak terlalu becek.

b.    Hindari serangan semut dan ayam karena biji pinus sangat disukai oleh binatang tersebut, bila terjadi serangan semut siram media denga pestiisida, 

c.     Menjaga dari serangan pathogen, biasanya busuk pangkal batang (dumping off) yang disebabkan oleh cendawan , jaga sirkulasi udara baik, dan tempatkan pada tempat dengan intensitas matahari cukup, dan secara berkala semprot dengan fungisida. 

2.    Pemeliharaan Bedeng Sapih

a.    Penyiraman : dilakukan tiap hari pagi atau sore hari jaga agar media tetap lembab dan cukup air, 

b.    Penggeseran bibit : dilakukan saat tanaman sudah mulai rapat dan daun mulai berdempetan, penggeseran dilakukan sekaligus untuk mengelompokkan tanaman sesuai dengan pertumbuhannya yang kecil dikumpulkan dengan yang kecil begitu sebaliknya. Dilakukan setelah tanaman umur 2 bulan di bedeng sapih, bisa dilakukan 2 atau 3 kali sampai tanaman siap salur ( 1 tahun atau lebih di bedeng sapih

 



 

c.     Pemupukan : media yang dibuat sudah cukup untuk menyediakan unsur hara tanaman, bila dipandang pertumbuhan kurang sempurna atau  terhambat dapat dilakukan pemupukan susulan dengan larutan NPK yang disiramkan ( 5 gram NPK pada 10 liter air) setelah disiram dibilas dengan siraman air bersih.

d.    Pengendalian Hama Penyakit : tidak banyak hama / penyakit tanaman pada pesemaian pinus, secara umum kadang kala ada serangan kutu putih bisa disemprot dengan pestisida sesuai anjuran/ label pestisida yang digunakan, sedang untuk penyakit biasanya busuk batang diawal transplanting , semprot dengan fungisida dan perbaiki sirkulasi udara dan sinar matahari masuk hars cukup,

e.    Setelah 12 bulan atau lebih bibit sudah keluar tunas yang menyerupai ekor tupai , tandanya bibit siap ditanam dilapangan 

 





SELAMAT MENCOBA 

SALAM LESTARI 


  


 

 

 

 

Comments

Popular posts from this blog